Buscar

Páginas

melawan id, ego n super ego...

sepertinya itu yg terjadi dan dialami oleh umat manusia,
bagaimana ditengah masalah yg menyesak didada, tdk membuat kita berlaku 'aneh'..
aku dan diriku, seperti perang melawan nafsu,
kadang aku 'dipreteli' oleh nafsu...
kadang 'dia' tergilas oleh ragu,
mungkin aku, harus terbiasa dengan pilu...

_galau_

Q tak bisa membenci karna Q tak sanggup
tapi tuk bertahan, Q tak punya senapan
melihatmu seperti raga tanpa jiwa
diam,dengan kebisuan...

TUGAS REMEDIAL KELAS X.7 DAN X.8

PETUNJUK TUGAS: 
Bacalah artikel berikut ini, kemudian berikanlah komentar dikaitkan dengan materi sosialisasi dan pembentukan kepribadian...penilaian berdasarkan komentar yang kalian tuliskan disini..ingat, KAITKAN DENGAN MATERI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Hidup Tanpa Sosialisasi


Tahun 1938, tepat di musim dingin, seorang pekerja sosial dengan
rasa ingin tahu berjalan ke sebuah pintu di rumah pertanian daerah pedesaan
Pennsylvania. Dalam upaya menyelidiki kemungkinan terjadinya kasus
penyiksaan anak, pekerja sosial itu segera menemukan seorang anak
berusia lima tahun yang disembunyikan di gudang lantai kedua. Anak itu
bernama Anna yang terjepit di atas sebuah kursi tua dengan tangan terikat
di atas kepalanya sehingga ia tidak dapat bergerak. Begitu pun kakinya
terlihat begitu lemah sehingga ia tidak dapat menggunakannya.
Anna dilahirkan tahun 1932 dari seorang wanita berusia 26 tahun yang
menikah dan terganggu secara mental yang tinggal bersama ayahnya.
Sedangkan ayahnya sendiri tidak bisa menerima cucu tidak sah dari anak
perempuannya itu di rumah. Sebab itu, Anna menghabiskan enam bulan
pertamanya di berbagai klinik perawatan. Karena ibunya tidak mampu
membayar biaya perawatan, Anna kembali ke rumah kakeknya yang tidak
menyukainya.
Untuk mengurangi kemarahan ayahnya, ibu Anna memindahkannya
ke loteng di mana ia hanya menerima sedikit perhatian dan susu
secukupnya. Di sanalah ia tinggal hari demi hari, bulan demi bulan, tanpa
berhubungan dengan manusia lain selama lima tahun lamanya.
Kondisi Anna sangat kurus dan lemah dalam berpikir. Dia tidak dapat
tertawa, tersenyum, bicara atau bahkan tidak dapat menunjukkan
kemarahannya. Dia sama sekali tidak mampu memberikan tanggapan apaapa,
seolah-olah hidup sendiri di dunia yang kosong.

TUGAS REMEDIAL UNTUK KELAS X.5 DAN X.6


PETUNJUK TUGAS: 
Bacalah artikel berikut ini, kemudian berikanlah komentar dikaitkan dengan materi sosialisasi dan pembentukan kepribadian...penilaian berdasarkan komentar yang kalian tuliskan disini..ingat, KAITKAN DENGAN MATERI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Glamoritas dan Kekerasan dalam Sinetron Indonesia
 
”Orang terhadap televisi sudah tidak hanya melihat atau menonton
lagi, tetapi sudah terlibat di dalamnya” (McLuhan).
Pernyataan di atas mengukuhkan betapa kuatnya pengaruh televisi
bagi kehidupan para penontonnya. Jelas, separuh hidup kita dibenamkan
dalam tayangan-tayangan yang membuai imaji, ilusi, dan impresi kita. Nikmat
memang menjalani hidup dengan ”si kotak ajaib” ini, ia membantu kita
melepaskan realitas yang terjadi pada diri kita. Bius program-programnya
mengantarkan kita ke alam antah berantah yang tidak pernah kita sentuh,
bahkan kita bayangkan. Lihat saja si Clara dalam sinetron ”Dara Manisku”
yang ditayangkan di RCTI setiap Rabu pukul 08.00 malam yang hidup
dalam limpahan materi, bergaya hidup bak putri raja yang keinginannya
selalu bisa dipenuhi. Ini memang sengaja dihadirkan televisi hanya untuk
meraih rating yang tinggi, tanpa melihat dampaknya yang luas bagi generasi
bangsa ini. Akibatnya, tidak jarang kehidupan remaja saat ini terpengaruh.
Kehidupan glamor, merebaknya hp, hedonisme, konsumerisme menjadi
paham yang dipegang teguh. Terlebih budaya shooping menjadi hobi utama
para remaja saat ini.
Selain program-program sinetron glamor yang mencengangkan di atas,
tayangan kekerasan (violence) berupa pembunuhan, perkelahian, perkosaan,
pelecehan seksual, dan sejenisnya yang mengandung adegan-adegan
antisosial meneror anak-anak yang masih labil dan berpotensi tinggi
melakukan peniruan terhadap adegan-adegan tersebut. Coba saja kita tengok
sejenak tayangan sinetron ”Tangisan Anak Tiri” yang diperankan Dea Imut
di SCTV. Sinetron tersebut memang berkategori anak-anak, tetapi sangat
tidak layak dikonsumsi anak-anak, bahkan cenderung mengarah pada
praktik-praktik kekerasan pada anak-anak (child abuse). Adegan-adegan
kekerasan, yang tersaji di layar kaca kita selama ini tampaknya memang
sengaja mengeksploitasi ketegangan dan kengerian kepada para
penontonnya. Imbasnya, pada tahun lalu kita dikejutkan oleh sebuah berita
kriminal dari program ”Sergap” di RCTI yang menyiarkan tragedi memilukan
tentang seorang bocah yatim berumur 5 tahun yang babak belur, bahkan
beberapa tulangnya patah akibat ”dismack-down” oleh dua kakak angkat
laki-lakinya gara-gara meniru adegan perkelahian di sinetron.
 
Sumber: http//www.kpi.id/index.php? Categoryid = 10&P 2000_articleid = 22

TUGAS REMEDIAL UNTUK KELAS X.3 DAN X.4

PETUNJUK TUGAS: 
Bacalah artikel berikut ini, kemudian berikanlah komentar dikaitkan dengan materi sosialisasi dan pembentukan kepribadian...penilaian berdasarkan komentar yang kalian tuliskan disini..ingat, KAITKAN DENGAN MATERI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


 Bebebong sebagai Proses Sosialisasi di Lingkungan
Keluarga Orang Rimba

Proses sosialisasi selalu terjadi dalam kehidupan sosial seorang individu
di mana pun mereka berada. Sebagai contohnya, pada orang Rimba atau
masyarakat umum lebih mengenalnya dengan sebutan kubu, sebuah
komunitas masyarakat asli (indigenous people) yang tinggal di dalam hutan
dan hidupnya bersifat nomaden. Proses sosialisasi terhadap nilai telah
diajarkan sejak individu masih bayi oleh sang ibu.
”Den lahukna tidurlah ngana lahu sokupe Biray tidur lah ngana tidur
kupe Biray tidur . . . tidur ngana au au anak . . . anak sokupe Biray tidurlah
ngana au au sokupe Biray jangan meratop anak, tidurlah ngana kupe Biray
tidurlah ngana tidurlah ngana tidurlah kupe Biray”
Sepintas kalimat di atas bagi orang awam yang tidak mengetahui artinya
mungkin hanya diterjemahkan sebagai sebuah kalimat biasa atau
percakapan pendek tanpa makna. Namun penggalan kalimat di atas ternyata
lebih dari sekadar mengandung makna tapi juga ritme nada, suatu bentuk
kesenian berupa nyanyian yang biasa digunakan oleh seorang ibu untuk
menidurkan anaknya (balita) yang menangis pada komunitas Orang Rimba.
Bebebong, begitu Orang Rimba menyebut nyanyian tradisional ini,
nyanyian bernada melankolis di atas tidak hanya dilakukan oleh seorang
ibu, tetapi bisa juga dinyanyikan oleh ayah, kakak, atau nenek dan kakek
dari anak balita itu. Pada saat membebong budak (anak) seorang ibu atau
anggota keluarga yang lain melakukannya sambil menggendong anak itu,
baik digendong di belalakang (didukung), di depan (didahamban), maupun
di ayun di atas tempat tidurnya yang terbuat dari kain dan diikatkan pada
kayu genah (rumah) mereka bagian atas. Nyanyian tradisional ini merupakan
salah satu cara bagi Orang Rimba dalam melakukan pola pengasuhan anak
atau tahapan dari proses sosialisasi yang harus dijalani setiap individu baru
untuk memperoleh nilai-nilai dan pengetahuan mengenai kelompok tempat
di mana ia lahir dan berinteraksi hingga dewasa bahkan sampai tua
sekalipun.
Sebagai salah satu cara dari pola pengasuhan anak yang merupakan
proses sosialisasi pada Orang Rimba, Bebebong menjadi salah satu bagian
yang tidak terpisahkan dalam memperkenalkan adat budaya Orang Rimba
pada seorang anak ketika ia masih kecil dan dianggap menjadi anggota
baru dari suatu komunitas adat masyarakat mereka. Hal ini adalah sebagai
proses pewarisan budaya dan pembelajaran panjang (internalisasi) pada
diri si anak untuk membentuk karakter ataupun sikap dalam dirinya, sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan nilai serta norma yang diterapkan dalam
masyarakat adatnya untuk meminimalisir deviasi sosial. Keluarga sebagai
unit sosial terkecil, tempat di mana seorang anak tumbuh dan berinteraksi
di awal hidupnya memegang peran yang penting menuju proses sosialisasi
yang lebih luas ketika ia beranjak dewasa dan bergaul dengan individu
lainnya di dalam maupun luar masyarakatnya.
Sumber: www.warsi.or.id

TUGAS REMEDIAL KELAS X.1 DAN X.2

PETUNJUK TUGAS: 
Bacalah artikel berikut ini, kemudian berikanlah komentar dikaitkan dengan materi sosialisasi dan pembentukan kepribadian...penilaian berdasarkan komentar yang kalian tuliskan disini..ingat, KAITKAN DENGAN MATERI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Merosotnya Nilai dan Norma Generasi Muda
Masyarakat Indonesia sudah mengalami suatu kemunduran moral. Apa
yang ditabur oleh para elite pemimpin bangsa selama tiga dasawarsa itulah
yang dituai sekarang. Pranata dan tatanan hukum tidak lagi mampu untuk
memberikan rasa aman dan damai pada mayoritas rakyat kita. Tanah Aceh,
bumi Poso, daerah Ambon masih lembap dengan darah, duka nestapa,
dan cucuran air mata. Martabat bangsa Indonesia beradab semakin terpuruk
di pergaulan dunia internasional dan di dalam negeri sendiri.
Mayoritas generasi penerus tidak dibiasakan dididik dengan disiplin
dan self control. Setiap hari mereka terpengaruh nilai-nilai moral, kekerasan,
enaknya narkoba, ketamakan materi, keangkuhan hidup yang ditayangkan
melalui media audio dan video, tv, bacaan dan internet. Pikiran mereka
telah rusak, sehingga dilakukanlah hal-hal yang dilarang. Hari mereka penuh
dengan semua yang jahat, yang tidak benar, penuh dengan keserakahan,
dan perasaan dengki, penuh dengan keinginan berkelahi, menipu, dan
mendendam. Mereka suka membicarakan orang lain, suka memburukburukkan
nama orang lain, sombong dan kurang ajar, dan suka membual.
Pandai mencari cara-cara baru untuk melakukan kejahatan. Mereka
melawan, membodohi, dan menghina orang tua, banyak orang tua sekarang
takut terhadap anaknya sendiri.
Generasi penerus menjadi sasaran empuk untuk ditanamkan sistem
nilai berorientasi kepada membela diri ketimbang membela kebenaran.
Mereka mengejar pemenuhan kebutuhan sesaat, berdedikasi mencari
jawaban instan daripada pemikiran jauh ke depan. Malas berpikir merumuskan
solusi tuntas berjangka panjang demi kesejahteraan semua komponen
bangsa.
Di bidang karier, kaum eksekutif muda dipicu selalu dalam top condition
untuk memperbesar laba perusahaan. Kemegahan di bidang materi,
nyamannya memiliki power to dicide, makan-makanan enak dan kenikmatan
memiliki harta benda. Banyak yang akhirnya mengalami stres dan ambruk
terkena stroke.
Sedangkan kelompok masyarakat yang masih menjunjung tinggi
kesopanan, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, keramahtamahan, suka
menolong, mudah memanfaatkan, toleran pada kesalahan yang tidak
disengaja, menyusut secara tajam.
Inilah kenyataannya, bahwa telah terjadi kemerosotan nilai dalam diri
generasi penerus.

Sumber: www.hamline.edu